Kamis, 25 Oktober 2012

Mikaputri Muloga Mahar


Namanya Mika. Cewe Aneh. Anti dengan apapun yang dia benci. Hidupnya dipenuhi kegembiraan.
Namanya liken. Kece. Banyak yang tergila-gila dengannya, tetapi sampai sekarang tidak berkeinginan untuk mencari pasangan.

Nama ku Mikaputri Muloga Mahar. Sebut saja Mika, atau Mikaneh. Memang, aku aneh tetapi karena keanehanku, semua orang jadi dekat denganku. Tetapi sebagian orang, bahkan kedua orang tua-ku tidak tahu bahwa aku mempunya kekuatan supranatural yang lumayan kuat. Aku baru sadar ketika teman smp ku Ine, memberitahuku. Kekuatan itu seperti...............aku bisa tahu apa yang akan terjadi besok, 1 bulan kedepan, bahkan tahun-tahun yang berikutnya. Aku-pun bisa tahu aku akan pacaran, berteman, bermusuhan dengan siapa saja.

Jam 7. Roti srikaya.

“mika bangun!”
“ummi! Sekolah libur! Aku mau berleha-leha sebentar”
“mika, kamu anak perempuan sendiri masa kamu kalah sama abang kamu!”
“lah emang abang kemana?”
“bang meki kerja, bang dika lagi ngelamar kerja, bang andi di belakang ngerapihin kebon. Cepet mika sayang bangun nak!”


Akhirnya, aku-pun dengan terpaksa bangun dan membersihkan kamarku terlebih dahulu sebelum membersihkan taman depan rumah yang menurutku hanyalah sampah belaka, taman yang hanya berisi rumput dan kolam ikan yang tidak ada ikannya. Dulu ada, tetapi karena waktu itu hujan deras dan banjir akhirnya ikan kesayangan bang meki,bang dika,dan bang andi hilang entah kemana, mungkin karena sudah bosan tinggal di kolam ikan yang terlalu banyak lumutnya itu.

Selagi membersihkan taman, tiba-tiba Liken, teman TK hingga SMA kelas X ku melewati rumah, ya aku tahu apa yang dipikirannya, kalau tidak ingin main sama bang andi, minta diajarin pr sama bang andi, ya.........numpang makan. Padahal, rumah liken lebih bagus dan besar dibanding rumahku.

“mika! Bang andi?”
“jangan ah! Dia lagi disuruh bersihin kebun sama umi abi! Udah sana pergi!”
“ih ngusir! Awas aja gausah numpang motor sama gue lagi!”

Taman sudah rapih, kolam ikan sudah dibersihkan oleh abi, karena ini hari sabtu. Kebun sudah rapi, tidak ada ilalang lagi. Wangi selai srikaya sudah merebak hinggap di hidungku, tandanya Sarapan pagi telat oleh keluargaku! Keluarga Muloga Mahar. Aneh tidak? Banget menurutku. Dari ke-empat anak orang tuaku, yang paling aneh itu namanya bang andi, yaitu Mahandi Mouga Mahar. Menurutku unik daripada namaku, Mikaputri Muloga Mahar, gak sinkron. Untungnya saja nama bang meki dan bang dika mirip dengan nama bang andi, ada kata2 ‘Maha’ nya didepan. Aku-pun tidak memikirkan darimana umi dan abi menemukan nama tersebut.

Waktunya sarapan. Umi, abi, aku sudah dimeja makan dan tinggal bang andi aja yang paling ngaret diantara keluarga kami. Sarapan seperti biasa tetapi agak jangga karena biasanya bang meki dan bang dika ada pada hari sabtu. Apa hal ini akan terus seperti ini? Aku harap tidak.

Hangatnya sinar matahari masuk ke kamarku. Angin dari arah timur sangat sepoi-sepoi hingga tirai jendela dikamarku melambai-lambai dengan cantiknya. Ditemani lagu Cady Groves – Real With Me dan secangkir kopi panas buatan umi. Indahnya pagi ini. Tetapi tak seindah pagi-pagi yang lalu. Pagi yang ada pada lembaran hidupku yang tak akan aku buka lagi.

“mika! Ayo sekolah!” sahut nya dari gerbang rumahku.
“kok tumben banget sih? Biasanya gak kaya gini”
“oh gakboleh? Ayo cepetan naik motor”

Sampainya, aku pun lari menuju kelas dikarenakan sudah bel dan aku gamau telat lagi(dan lagi). Pelajaran-pun dimulai, aku mencoba fokus namun tak bisa. Mungkin dikarenakan aku kangen bang meki yang belum pulang dari.............paris, dia bekerja kontrak 2 bulan disana. Sebenarnya aku tidak begitu kangen dengan abangku, tapi mengapa kerja kontrak diparis?

Pelajaran-pun berlalu begitu saja. Tak terasa sudah jam 12 tanda bel punya untuk kelas 7 dan kelas 8 pulang. Kelas 9 pun masih ada pelajaran tambahan untuk persiapan UN yang akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan lagi. Jalan beberapa langkah dari kelas, liken menghampiriku.

“gue tau lo pasti mau main sama bang andi kan?”
“ama bang dika juga. udah janjian nih. Mau taruhan ps 3 dirumah lo.”
“pantesan tadi gada ps3 dikamar gue!!!”
“hehe. Yok pulang bareng!?”

Rumah. 14.00. rusuh.
“ummi! Ko bang andi ama bang dika dirumah?”
“sekolah bang andi lagi dipake sama anak smp. Bang dika istirahat 2 hari buat persiapan ujian S1 nya sayang”
“yaampun enakbetsi.....”
“kamu tuh ya”
Aku masuk kamar. Tiba-tiba pusing. Ada apa ini? Apa iya aku masih bisa melihat kejadian dimasa depan? Ah tidak! Tiba-tiba ada yang berbisik ditelingaku........

Dia. Dia yang sering memperhatikanmu dari jauh.
Dia. Dia yang hanya bisa memendam perasaannya.
Dia. Dia yang tidak mempunyai kekuatan untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Dia. Dia yang menyukaimu. Dia yang selama ini kamu cari.
Dia yang selama ini menjadi teman dekatmu.


AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

“mik jangan berisik napa! Gua lagi battle bertiga jangan ganggu!”

suara ketukan keras dari luar kamarku dan pasti mereka bertiga main diruang tengah. Sangat rusuh. 1 jam kemudian menjadi hening. Tanda mereka berhenti bermain. Tetapi teras depan rumah menjadi rusuh karena mereka berbincang aneh. Mungkin Wanita. Aku mendengar dan memperhatikan baik-baik dari kamarku.

“eh bang, gue suka sama mika.”
“serius lo? Setau gua mika ada cowo deh”
“eh seriusan? Dia gapernah cerita ke gue kalo dia punya cowo bang”
“nanti deh gue yang ngomong”
“jangan lu dah bang. Bang dika aja yang ngomong ke mika”
“yah gua ga deket ama mika. Yang deket ama mika itu andi. Tapi ya gampang lah”
“jadinya, lo mau nembak mika?”
“dunno.”
“lo berdua dari kecil udah bareng-bareng. Kenapa gak ngebuat sesuatu yang special?”

Seketika hening.
“bang andi, bang dika gua balik dulu ya! Sooner main lagi oke!”

Aku-pun membuka pintu kamar dan seolah-olah tidak tahu pembicaraan mereka bertiga. Dan akhirnya aku-pun mulai bertanya sedikit-dikit.
“bang andi, masa gua tadi tidur terus mimpi aneh bang”
“mimpi paan lu de?”
“gua kaya dibisikiin. Tapi tuh aneh bisikannya”
“kaya gimana?”
“jadi tuh ada yang ngebisikiin gua, kaya kasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“boong lu ga percaya gua dek”
“ih bang beneraan dah gua ga boong ama lu”
“yaudah sekarang lu mandi buat jernihin pikiran lu”

4 bulan kemudian. Kelas 9 dinyatakan lulus. Mika akhirnya naik ke kelas 9 dengan ranking 1 dari seluruh angkatannya. Tetapi dia-pun masih memikirkan bisikkan 4 bulan yang lalu. Dan akhirnya pun, mika cerita ke liken apa yang sudah terjadi pada dirinya.

“ken, 4 bulan yang lalu gue mimpi aneh”
“kenapa mik?”
“gue dibisikkin sesuatu. Dan bisikkan itu kaya ngasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“kayanya gue tau deh orangnya siapa. Bukan selama ini kali, emang doi udah lama perhatiin lu dari jauh. Sayangnya gue gak boleh kasih tau ke lu.”

Padahal yang dimaksud liken adalah.........dirinya sendiri.

“gak nyangka ya, udah kelas 9 aja. Hp udah gue sita. Dan sekarang gak ada lagi yang ngebuat gue galau”
“lo kenapasih ken? Lo tuh ganteng, yang daftar jadi cewe lo banyak bahkan sampe alumni ada yang masih ngejar2 lo. Lo kenapa? Punya gebetan? Ko ga cerita?”
“gebetan gue itu orangnya aneh dan gak peka sama sekali. Maybe gue lebay, tapi gue udah sayang sama dia. Ah sudahlah”

Aku sama liken pun berusaha mendapatkan nilai yang bagus untuk nilai ujian nasional murni. Tetapi banyak halangannya dan kami sanggup lewati hingga kami berdua dinyatakan lulus dari SMP! Kami berdua sekarang SMA!

Hasratnya ingin cerita dengan Ine tetapi ine sudah di bogor dikarenakan orang tuanya sudah tinggal disana dan dia di Bandung dititipi oleh Tante-nya yang masih bekerja.

“Ine, gue kayanya suka sama liken deh.”
“9 tahun ini lo kemanaa aja mik? Lo tidur?”
“what do you mean?”
“liken loves you so much!”
“tau dari mana lo?”
“kita bertiga sahabatan sejak smp. Tapi kadang gue dijauhi dari lo berdua. Tiba-tiba liken dateng dan cerita tentang lo dari awal TK sampe kelas 9 ini sampe kita lulus!”
“beneran? What should i do?”
“tell him that you love him”

Apa iya harus bilang ke likennya?

Sabtu. 19.00 taman pusat komplek samping kolam berenang anak TK
“mik bisa keluar sekarang gak? Pengen ngobrol di taman.”
“oke”


Liken udah ditaman. Baju hitam dan ada pin oranye aneh di kanan baju. Celana gombrong batik. Sendal hitam.
Aku?
crop tee berantakan celana selutut dan crocs senada dengan crop tee nya, putih. Dan aku memuruskan untuk mengungkapkan perasaanku pada liken malam ini, juga.


“kenapa ken?”
“gapapa. Eh katanya ine lu mau ngomong sesuatu yah ke gue? Makanya gue suruh lo kesini mik!”
“engg....... mungkin selama ini gue gak sadar. Tentang bisikkan dalam mimpi itu.. dan ternyata orang itu...orang yang gue suka.”
“siapa?”
“mmm............”
“siapa mik?”
“orangnya itu lo. Gue suka sama lo, ken.”

Liken-pun terdiam. Dia menatap pin oranye yang dia pakai. Pada pin tersebut bertuliskan ‘Balqis<3’ dan aku baru menyadari itu. Aku telat. Liken sudah punya pacar.
“bbbbbalqis ramiya?”

liken hanya bisa mengangguk. Diam seribu bahasa.
“waa! Kenapa ga dari dulu aja sih? Emang sesusah itukah lo dapetin balqis?”

Liken hanya bisa diam.

“ken?”
“maaf mik.”
“haha gapapa kali. Longlast ya, gue caw dulu udah disuruh balik nih”
“mik. Lo gapapa kan?”
“ah! Gitu lu! Gue biasa aja kok!”


Aku menjauh dari taman. Aku berjalan perlahan-lahan. Mengingat semua kejadian yang pernah aku alami dengan liken. Tiba-tiba.....setetes demi setetes air mataku mengalir di pipiku. Aku kenapa?

Sesampai dirumah, bang andi yang lagi diluar menikmati kopi nya terheran-heran ngeliat aku dengan muka merah dan mata sembab.

“dek lo kenapa??????!!!!”
“abang!!!!!!!!” aku-pun langsung memeluk abang kesayanganku yang menurutku lebiih mengerti aku dibandingkan bang meki dan bang dika.


Aku langsung masuk kamar. Mengurung diri. Dan tidak ada kata-kata terucap setelah itu. Aku jadi males tertawa. Males melakukan sesuatu, seakan-akan aku hanya ingin tidur.....tidur....bermimpi........berkhayal...........dan melakukan sesuatu hanya di mimpiku saja.

Dan Aku-pun jadi males untuk pergi ke SMP. Mengurus berkas-berkas untuk nanti masuk ke SMA. Aku-pun bersyukur mendapatkan nem yang cukup tinggi untuk masuk ke SMA negri dengan mudah. Aku sudah tak pernah melihat liken lagi.
Liken-pun merasa bersalah setelah malam itu. Bang andi juga jarang ketemu liken. Ada apa ini?

Tiba-tiba bang andi masuk ke kamar dan duduk disamping aku yang lagi asik baca novel
“dek, bang meki sekarang masih s1 apa mau lanjut s2?” tanya bang andi.
“mau lanjut s2.”
“bang dika mau ngajuin skripsi nya kapan?”
“dua bulan lagi”
“nah sekarang gua mau naik kelas berapa?”
“kelas 12”
“nanti gue kuliah mau dimana?”
“design grafis kan?”
“tahun ini lo masuk sma kan?”
“iya.”
“lupain sedikit demi sedikit masa lalu. Pelan tapi pasti. Gue gatau lo ada prob apa sama liken yang pasti, gue gasuka kalian berantem.”
“kak. Don’t talk about liken.”

Bang andi pergi begitu saja. Seketika............ Liken di depan gerbang rumah.

“hai.”
“cari bang andi? Barusan pergi.”
“gue cari lo, mik.”
“eh gimana sama balqis?”
“pliis mik. Gue gakmau kaya gini terus sama lo. Gue sayang lo mik.”
“sayang? Bullshit banget.”
“plis mik. Kita dari Tk bareng-bareng. Masa Cuma gara-gara balqis aja kita begini.”
“jangan salahin balqis. Ini semua salah gue. Maaf ya ngejauh. Gue ada urusan dulu sama aji.”
“aji?”
“iya, aji.”
“lo....sama aji?”
“kalo iya?”
“beneran?”
“ya enggak kali! Gue gamau pacaran. Udah ah gue mau pergi”


Cady Groves – Real With Me membuatku tertidur terbawa suasana. Apa iya aku masih memikirkan masa lalu? Apa iya aku akan menyukainya (lagi)?

“mika! Ada liken tuh nak!”
“iya ma!”
Aku pun keluar kamar dan tiba-tiba liken dikolam ikan rumahku.

“udah gada ikannya ya, dulu sih kita rawat bareng-bareng. Bersihin kolam bareng-bareng. Tapi sekarang enggak.”
“to the point. Ngapain kesini ken?”
“gue Cuma mau bilang kalo gue kangen sama masa lalu, kita.”
“kita? Lo sama gue?”
“iya.”
“kita Cuma temen paksaan dari Tk sampe SMP ya ken. Plis.”
“temen paksaan? Lo anggep gue gitu?”
“ya enggaklah”
“gue anggep lo malah spesial.”

aku diam sesaat.

“mik. Jadi pacar gue?”