Aku tak tahu ini namanya apa.
Mungkin ini merupakan hal terbodoh yang pernah aku alami.
Aku mencintaimu.
Jujur, bersama kamu terasa lebih indah. Layaknya semua
masalah, beban pikiran itu hilang lenyap ketika ada kamu yang datang entah
darimana dengan tujuan ingin mewarnai hariku. Ya, itu kamu.
Namun namanya juga cinta. Labil.
Mungkin ini merupakan hal terindah yang pernah aku alami.
Melewati hari-hari indah tanpa sedih sedikitpun dengan
senyuman, disamping kamu. Melewati hari-hari yang mungkin aja gak akan pernah
aku lupakan. Hal itulah yang paling berkesan dalam hidupku.
Namun namanya juga cinta. Gak ada habisnya.
Mungkin ini merupakan perasaan yang sulit aku ungkapkan
dalam kata-kata.
Kita sudah terlalu lama berteman. Tidak mungkin tidak ada
perasaan aneh yang datang secara perlahan-lahan. Aku-pun merasakan itu. Dan pada
akhirnya, Aku memungkirinya.
Kita sudah terlalu dekat. Ya karena itulah perasaan janggal
itu muncul perlahan-lahan layaknya penyakit. Tidak tahu tempat dan waktu.
Maaf bila aku lancang seperti ini.
Ini surat terakhirku. Aku lelah mencari "Sang-Pangeran-Yang-Keberadaannya-Tidak-Jelas". Aku berhenti mencari keberadaanmu, Pangeran.
Surat ini ditulis oleh seseorang perempuan yang sangat terobsesi dengan Pangeran Misterinya dan pada akhirnya ia lelah mencari keberadaan Sang Pangeran tersebut, Sasa Ayu Korse. Teman Seperjuangan tak kenal kata "Sedih" dalam hidupnya.
Salam Hormatku padamu, Sa. Mutia Novianti.
0 komentar:
Posting Komentar