Namanya
Mika. Cewe Aneh. Anti dengan apapun yang dia benci. Hidupnya dipenuhi
kegembiraan.
Namanya
liken. Kece. Banyak yang tergila-gila dengannya, tetapi sampai sekarang tidak
berkeinginan untuk mencari pasangan.
Nama ku
Mikaputri Muloga Mahar. Sebut saja Mika, atau Mikaneh. Memang, aku aneh tetapi
karena keanehanku, semua orang jadi dekat denganku. Tetapi sebagian orang,
bahkan kedua orang tua-ku tidak tahu bahwa aku mempunya kekuatan supranatural
yang lumayan kuat. Aku baru sadar ketika teman smp ku Ine, memberitahuku. Kekuatan
itu seperti...............aku bisa tahu apa yang akan terjadi besok, 1 bulan
kedepan, bahkan tahun-tahun yang berikutnya. Aku-pun bisa tahu aku akan
pacaran, berteman, bermusuhan dengan siapa saja.
Jam 7. Roti
srikaya.
“mika bangun!”
“ummi! Sekolah libur! Aku mau berleha-leha sebentar”
“mika, kamu anak perempuan sendiri masa kamu kalah sama abang kamu!”
“lah emang abang kemana?”
“bang meki kerja, bang dika lagi ngelamar kerja, bang andi di belakang ngerapihin kebon. Cepet mika sayang bangun nak!”
Akhirnya,
aku-pun dengan terpaksa bangun dan membersihkan kamarku terlebih dahulu sebelum
membersihkan taman depan rumah yang menurutku hanyalah sampah belaka, taman
yang hanya berisi rumput dan kolam ikan yang tidak ada ikannya. Dulu ada,
tetapi karena waktu itu hujan deras dan banjir akhirnya ikan kesayangan bang
meki,bang dika,dan bang andi hilang entah kemana, mungkin karena sudah bosan
tinggal di kolam ikan yang terlalu banyak lumutnya itu.
Selagi
membersihkan taman, tiba-tiba Liken, teman TK hingga SMA kelas X ku melewati
rumah, ya aku tahu apa yang dipikirannya, kalau tidak ingin main sama bang
andi, minta diajarin pr sama bang andi, ya.........numpang makan. Padahal,
rumah liken lebih bagus dan besar dibanding rumahku.
“mika! Bang
andi?”
“jangan ah! Dia lagi disuruh bersihin kebun sama umi abi! Udah sana pergi!”
“ih ngusir! Awas aja gausah numpang motor sama gue lagi!”
“jangan ah! Dia lagi disuruh bersihin kebun sama umi abi! Udah sana pergi!”
“ih ngusir! Awas aja gausah numpang motor sama gue lagi!”
Taman sudah
rapih, kolam ikan sudah dibersihkan oleh abi, karena ini hari sabtu. Kebun sudah
rapi, tidak ada ilalang lagi. Wangi selai srikaya sudah merebak hinggap di
hidungku, tandanya Sarapan pagi telat oleh keluargaku! Keluarga Muloga Mahar. Aneh
tidak? Banget menurutku. Dari ke-empat anak orang tuaku, yang paling aneh itu
namanya bang andi, yaitu Mahandi Mouga Mahar. Menurutku unik daripada namaku,
Mikaputri Muloga Mahar, gak sinkron. Untungnya saja nama bang meki dan bang
dika mirip dengan nama bang andi, ada kata2 ‘Maha’ nya didepan. Aku-pun tidak
memikirkan darimana umi dan abi menemukan nama tersebut.
Waktunya
sarapan. Umi, abi, aku sudah dimeja makan dan tinggal bang andi aja yang paling
ngaret diantara keluarga kami. Sarapan seperti biasa tetapi agak jangga karena
biasanya bang meki dan bang dika ada pada hari sabtu. Apa hal ini akan terus
seperti ini? Aku harap tidak.
Hangatnya
sinar matahari masuk ke kamarku. Angin dari arah timur sangat sepoi-sepoi
hingga tirai jendela dikamarku melambai-lambai dengan cantiknya. Ditemani lagu
Cady Groves – Real With Me dan secangkir kopi panas buatan umi. Indahnya pagi
ini. Tetapi tak seindah pagi-pagi yang lalu. Pagi yang ada pada lembaran
hidupku yang tak akan aku buka lagi.
“mika! Ayo sekolah!”
sahut nya dari gerbang rumahku.
“kok tumben banget sih? Biasanya gak kaya gini”
“oh gakboleh? Ayo cepetan naik motor”
“kok tumben banget sih? Biasanya gak kaya gini”
“oh gakboleh? Ayo cepetan naik motor”
Sampainya,
aku pun lari menuju kelas dikarenakan sudah bel dan aku gamau telat lagi(dan
lagi). Pelajaran-pun dimulai, aku mencoba fokus namun tak bisa. Mungkin dikarenakan
aku kangen bang meki yang belum pulang dari.............paris, dia bekerja
kontrak 2 bulan disana. Sebenarnya aku tidak begitu kangen dengan abangku, tapi
mengapa kerja kontrak diparis?
Pelajaran-pun
berlalu begitu saja. Tak terasa sudah jam 12 tanda bel punya untuk kelas 7 dan
kelas 8 pulang. Kelas 9 pun masih ada pelajaran tambahan untuk persiapan UN
yang akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan lagi. Jalan beberapa langkah dari
kelas, liken menghampiriku.
“gue tau lo pasti mau main sama bang andi kan?”
“ama bang dika juga. udah janjian nih. Mau taruhan ps 3 dirumah lo.”
“pantesan tadi gada ps3 dikamar gue!!!”
“hehe. Yok pulang bareng!?”
“gue tau lo pasti mau main sama bang andi kan?”
“ama bang dika juga. udah janjian nih. Mau taruhan ps 3 dirumah lo.”
“pantesan tadi gada ps3 dikamar gue!!!”
“hehe. Yok pulang bareng!?”
Rumah.
14.00. rusuh.
“ummi! Ko bang
andi ama bang dika dirumah?”
“sekolah bang andi lagi dipake sama anak smp. Bang dika istirahat 2 hari buat persiapan ujian S1 nya sayang”
“yaampun enakbetsi.....”
“kamu tuh ya”
“sekolah bang andi lagi dipake sama anak smp. Bang dika istirahat 2 hari buat persiapan ujian S1 nya sayang”
“yaampun enakbetsi.....”
“kamu tuh ya”
Aku masuk
kamar. Tiba-tiba pusing. Ada apa ini? Apa iya aku masih bisa melihat kejadian
dimasa depan? Ah tidak! Tiba-tiba ada yang berbisik ditelingaku........
Dia. Dia yang sering memperhatikanmu
dari jauh.
Dia. Dia yang hanya bisa memendam perasaannya.
Dia. Dia yang tidak mempunyai kekuatan untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Dia. Dia yang menyukaimu. Dia yang selama ini kamu cari.
Dia yang selama ini menjadi teman dekatmu.
Dia. Dia yang hanya bisa memendam perasaannya.
Dia. Dia yang tidak mempunyai kekuatan untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Dia. Dia yang menyukaimu. Dia yang selama ini kamu cari.
Dia yang selama ini menjadi teman dekatmu.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
“mik jangan
berisik napa! Gua lagi battle bertiga jangan ganggu!”
suara ketukan keras dari luar kamarku dan pasti mereka bertiga main diruang tengah. Sangat rusuh. 1 jam kemudian menjadi hening. Tanda mereka berhenti bermain. Tetapi teras depan rumah menjadi rusuh karena mereka berbincang aneh. Mungkin Wanita. Aku mendengar dan memperhatikan baik-baik dari kamarku.
suara ketukan keras dari luar kamarku dan pasti mereka bertiga main diruang tengah. Sangat rusuh. 1 jam kemudian menjadi hening. Tanda mereka berhenti bermain. Tetapi teras depan rumah menjadi rusuh karena mereka berbincang aneh. Mungkin Wanita. Aku mendengar dan memperhatikan baik-baik dari kamarku.
“eh bang,
gue suka sama mika.”
“serius lo? Setau gua mika ada cowo deh”
“eh seriusan? Dia gapernah cerita ke gue kalo dia punya cowo bang”
“nanti deh gue yang ngomong”
“jangan lu dah bang. Bang dika aja yang ngomong ke mika”
“yah gua ga deket ama mika. Yang deket ama mika itu andi. Tapi ya gampang lah”
“jadinya, lo mau nembak mika?”
“dunno.”
“lo berdua dari kecil udah bareng-bareng. Kenapa gak ngebuat sesuatu yang special?”
“serius lo? Setau gua mika ada cowo deh”
“eh seriusan? Dia gapernah cerita ke gue kalo dia punya cowo bang”
“nanti deh gue yang ngomong”
“jangan lu dah bang. Bang dika aja yang ngomong ke mika”
“yah gua ga deket ama mika. Yang deket ama mika itu andi. Tapi ya gampang lah”
“jadinya, lo mau nembak mika?”
“dunno.”
“lo berdua dari kecil udah bareng-bareng. Kenapa gak ngebuat sesuatu yang special?”
Seketika hening.
“bang andi,
bang dika gua balik dulu ya! Sooner main lagi oke!”
Aku-pun
membuka pintu kamar dan seolah-olah tidak tahu pembicaraan mereka bertiga. Dan akhirnya
aku-pun mulai bertanya sedikit-dikit.
“bang andi,
masa gua tadi tidur terus mimpi aneh bang”
“mimpi paan lu de?”
“gua kaya dibisikiin. Tapi tuh aneh bisikannya”
“kaya gimana?”
“jadi tuh ada yang ngebisikiin gua, kaya kasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“boong lu ga percaya gua dek”
“ih bang beneraan dah gua ga boong ama lu”
“yaudah sekarang lu mandi buat jernihin pikiran lu”
“mimpi paan lu de?”
“gua kaya dibisikiin. Tapi tuh aneh bisikannya”
“kaya gimana?”
“jadi tuh ada yang ngebisikiin gua, kaya kasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“boong lu ga percaya gua dek”
“ih bang beneraan dah gua ga boong ama lu”
“yaudah sekarang lu mandi buat jernihin pikiran lu”
4 bulan
kemudian. Kelas 9 dinyatakan lulus. Mika akhirnya naik ke kelas 9 dengan
ranking 1 dari seluruh angkatannya. Tetapi dia-pun masih memikirkan bisikkan 4
bulan yang lalu. Dan akhirnya pun, mika cerita ke liken apa yang sudah terjadi
pada dirinya.
“ken, 4 bulan yang lalu gue mimpi aneh”
“kenapa mik?”
“gue dibisikkin sesuatu. Dan bisikkan itu kaya ngasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“kayanya gue tau deh orangnya siapa. Bukan selama ini kali, emang doi udah lama perhatiin lu dari jauh. Sayangnya gue gak boleh kasih tau ke lu.”
“ken, 4 bulan yang lalu gue mimpi aneh”
“kenapa mik?”
“gue dibisikkin sesuatu. Dan bisikkan itu kaya ngasih tau kalo ada yang merhatiin gua selama ini dari jauh”
“kayanya gue tau deh orangnya siapa. Bukan selama ini kali, emang doi udah lama perhatiin lu dari jauh. Sayangnya gue gak boleh kasih tau ke lu.”
Padahal yang
dimaksud liken adalah.........dirinya sendiri.
“gak
nyangka ya, udah kelas 9 aja. Hp udah gue sita. Dan sekarang gak ada lagi yang
ngebuat gue galau”
“lo
kenapasih ken? Lo tuh ganteng, yang daftar jadi cewe lo banyak bahkan sampe
alumni ada yang masih ngejar2 lo. Lo kenapa? Punya gebetan? Ko ga cerita?”
“gebetan
gue itu orangnya aneh dan gak peka sama sekali. Maybe gue lebay, tapi gue udah sayang
sama dia. Ah sudahlah”
Aku sama
liken pun berusaha mendapatkan nilai yang bagus untuk nilai ujian nasional
murni. Tetapi banyak halangannya dan kami sanggup lewati hingga kami berdua
dinyatakan lulus dari SMP! Kami berdua sekarang SMA!
Hasratnya
ingin cerita dengan Ine tetapi ine sudah di bogor dikarenakan orang tuanya
sudah tinggal disana dan dia di Bandung dititipi oleh Tante-nya yang masih
bekerja.
“Ine, gue
kayanya suka sama liken deh.”
“9 tahun ini lo kemanaa aja mik? Lo tidur?”
“what do you mean?”
“liken loves you so much!”
“tau dari mana lo?”
“kita bertiga sahabatan sejak smp. Tapi kadang gue dijauhi dari lo berdua. Tiba-tiba liken dateng dan cerita tentang lo dari awal TK sampe kelas 9 ini sampe kita lulus!”
“beneran? What should i do?”
“tell him that you love him”
“9 tahun ini lo kemanaa aja mik? Lo tidur?”
“what do you mean?”
“liken loves you so much!”
“tau dari mana lo?”
“kita bertiga sahabatan sejak smp. Tapi kadang gue dijauhi dari lo berdua. Tiba-tiba liken dateng dan cerita tentang lo dari awal TK sampe kelas 9 ini sampe kita lulus!”
“beneran? What should i do?”
“tell him that you love him”
Apa iya
harus bilang ke likennya?
Sabtu.
19.00 taman pusat komplek samping kolam berenang anak TK
“mik bisa
keluar sekarang gak? Pengen ngobrol di taman.”
“oke”
“oke”
Liken udah
ditaman. Baju hitam dan ada pin oranye aneh di kanan baju. Celana gombrong
batik. Sendal hitam.
Aku?
crop tee berantakan celana selutut dan crocs senada dengan crop tee nya, putih. Dan aku memuruskan untuk mengungkapkan perasaanku pada liken malam ini, juga.
crop tee berantakan celana selutut dan crocs senada dengan crop tee nya, putih. Dan aku memuruskan untuk mengungkapkan perasaanku pada liken malam ini, juga.
“kenapa
ken?”
“gapapa. Eh katanya ine lu mau ngomong sesuatu yah ke gue? Makanya gue suruh lo kesini mik!”
“engg....... mungkin selama ini gue gak sadar. Tentang bisikkan dalam mimpi itu.. dan ternyata orang itu...orang yang gue suka.”
“siapa?”
“mmm............”
“siapa mik?”
“orangnya itu lo. Gue suka sama lo, ken.”
Liken-pun terdiam. Dia menatap pin oranye yang dia pakai. Pada pin tersebut bertuliskan ‘Balqis<3’ dan aku baru menyadari itu. Aku telat. Liken sudah punya pacar.
“gapapa. Eh katanya ine lu mau ngomong sesuatu yah ke gue? Makanya gue suruh lo kesini mik!”
“engg....... mungkin selama ini gue gak sadar. Tentang bisikkan dalam mimpi itu.. dan ternyata orang itu...orang yang gue suka.”
“siapa?”
“mmm............”
“siapa mik?”
“orangnya itu lo. Gue suka sama lo, ken.”
Liken-pun terdiam. Dia menatap pin oranye yang dia pakai. Pada pin tersebut bertuliskan ‘Balqis<3’ dan aku baru menyadari itu. Aku telat. Liken sudah punya pacar.
“bbbbbalqis
ramiya?”
liken hanya bisa mengangguk. Diam seribu bahasa.
liken hanya bisa mengangguk. Diam seribu bahasa.
“waa! Kenapa
ga dari dulu aja sih? Emang sesusah itukah lo dapetin balqis?”
Liken hanya bisa diam.
“ken?”
“maaf mik.”
“haha gapapa kali. Longlast ya, gue caw dulu udah disuruh balik nih”
“mik. Lo gapapa kan?”
“ah! Gitu lu! Gue biasa aja kok!”
Liken hanya bisa diam.
“ken?”
“maaf mik.”
“haha gapapa kali. Longlast ya, gue caw dulu udah disuruh balik nih”
“mik. Lo gapapa kan?”
“ah! Gitu lu! Gue biasa aja kok!”
Aku menjauh
dari taman. Aku berjalan perlahan-lahan. Mengingat semua kejadian yang pernah
aku alami dengan liken. Tiba-tiba.....setetes demi setetes air mataku mengalir
di pipiku. Aku kenapa?
Sesampai
dirumah, bang andi yang lagi diluar menikmati kopi nya terheran-heran ngeliat
aku dengan muka merah dan mata sembab.
“dek lo kenapa??????!!!!”
“abang!!!!!!!!” aku-pun langsung memeluk abang kesayanganku yang menurutku lebiih mengerti aku dibandingkan bang meki dan bang dika.
“dek lo kenapa??????!!!!”
“abang!!!!!!!!” aku-pun langsung memeluk abang kesayanganku yang menurutku lebiih mengerti aku dibandingkan bang meki dan bang dika.
Aku langsung
masuk kamar. Mengurung diri. Dan tidak ada kata-kata terucap setelah itu. Aku jadi
males tertawa. Males melakukan sesuatu, seakan-akan aku hanya ingin
tidur.....tidur....bermimpi........berkhayal...........dan melakukan sesuatu
hanya di mimpiku saja.
Dan Aku-pun
jadi males untuk pergi ke SMP. Mengurus berkas-berkas untuk nanti masuk ke SMA.
Aku-pun bersyukur mendapatkan nem yang cukup tinggi untuk masuk ke SMA negri
dengan mudah. Aku sudah tak pernah melihat liken lagi.
Liken-pun
merasa bersalah setelah malam itu. Bang andi juga jarang ketemu liken. Ada apa
ini?
Tiba-tiba
bang andi masuk ke kamar dan duduk disamping aku yang lagi asik baca novel
“dek, bang
meki sekarang masih s1 apa mau lanjut s2?” tanya bang andi.
“mau lanjut s2.”
“bang dika mau ngajuin skripsi nya kapan?”
“dua bulan lagi”
“nah sekarang gua mau naik kelas berapa?”
“kelas 12”
“nanti gue kuliah mau dimana?”
“design grafis kan?”
“tahun ini lo masuk sma kan?”
“iya.”
“lupain sedikit demi sedikit masa lalu. Pelan tapi pasti. Gue gatau lo ada prob apa sama liken yang pasti, gue gasuka kalian berantem.”
“kak. Don’t talk about liken.”
“mau lanjut s2.”
“bang dika mau ngajuin skripsi nya kapan?”
“dua bulan lagi”
“nah sekarang gua mau naik kelas berapa?”
“kelas 12”
“nanti gue kuliah mau dimana?”
“design grafis kan?”
“tahun ini lo masuk sma kan?”
“iya.”
“lupain sedikit demi sedikit masa lalu. Pelan tapi pasti. Gue gatau lo ada prob apa sama liken yang pasti, gue gasuka kalian berantem.”
“kak. Don’t talk about liken.”
Bang andi
pergi begitu saja. Seketika............ Liken di depan gerbang rumah.
“hai.”
“cari bang andi? Barusan pergi.”
“gue cari lo, mik.”
“eh gimana sama balqis?”
“pliis mik. Gue gakmau kaya gini terus sama lo. Gue sayang lo mik.”
“sayang? Bullshit banget.”
“plis mik. Kita dari Tk bareng-bareng. Masa Cuma gara-gara balqis aja kita begini.”
“jangan salahin balqis. Ini semua salah gue. Maaf ya ngejauh. Gue ada urusan dulu sama aji.”
“aji?”
“iya, aji.”
“lo....sama aji?”
“kalo iya?”
“beneran?”
“ya enggak kali! Gue gamau pacaran. Udah ah gue mau pergi”
“cari bang andi? Barusan pergi.”
“gue cari lo, mik.”
“eh gimana sama balqis?”
“pliis mik. Gue gakmau kaya gini terus sama lo. Gue sayang lo mik.”
“sayang? Bullshit banget.”
“plis mik. Kita dari Tk bareng-bareng. Masa Cuma gara-gara balqis aja kita begini.”
“jangan salahin balqis. Ini semua salah gue. Maaf ya ngejauh. Gue ada urusan dulu sama aji.”
“aji?”
“iya, aji.”
“lo....sama aji?”
“kalo iya?”
“beneran?”
“ya enggak kali! Gue gamau pacaran. Udah ah gue mau pergi”
Cady Groves
– Real With Me membuatku tertidur terbawa suasana. Apa iya aku masih memikirkan
masa lalu? Apa iya aku akan menyukainya (lagi)?
“mika! Ada liken
tuh nak!”
“iya ma!”
“iya ma!”
Aku pun
keluar kamar dan tiba-tiba liken dikolam ikan rumahku.
“udah gada ikannya ya, dulu sih kita rawat bareng-bareng. Bersihin kolam bareng-bareng. Tapi sekarang enggak.”
“to the point. Ngapain kesini ken?”
“gue Cuma mau bilang kalo gue kangen sama masa lalu, kita.”
“kita? Lo sama gue?”
“iya.”
“kita Cuma temen paksaan dari Tk sampe SMP ya ken. Plis.”
“temen paksaan? Lo anggep gue gitu?”
“ya enggaklah”
“gue anggep lo malah spesial.”
aku diam sesaat.
“mik. Jadi pacar gue?”
“udah gada ikannya ya, dulu sih kita rawat bareng-bareng. Bersihin kolam bareng-bareng. Tapi sekarang enggak.”
“to the point. Ngapain kesini ken?”
“gue Cuma mau bilang kalo gue kangen sama masa lalu, kita.”
“kita? Lo sama gue?”
“iya.”
“kita Cuma temen paksaan dari Tk sampe SMP ya ken. Plis.”
“temen paksaan? Lo anggep gue gitu?”
“ya enggaklah”
“gue anggep lo malah spesial.”
aku diam sesaat.
“mik. Jadi pacar gue?”